Jika Engkau pimpin aku Segala yang ada mempunyai makna Setiap milikanku mempunyai erti Kalau tidak memiliki apa-apa pun masih mempunyai
Begitulah besarnya erti hidup ini BersamaMu bahagialah hati Cerialah muka walaupun papa Kalau hidup ini tidak bersamaMu Hilanglah bahagia ceria tiada Walaupun berkuasa dan kaya Betapalah kalau miskin dan papa Bertambah malang bahkan celaka
Engkau adalah keperluan di dalam kehidupan Engkau adalah cahaya menyuluh harapan Engkau adalah diperlukan di dalam sebarang hal dan keadaan Engkau adalah segala-galanya
Jangan tinggalkan aku Tuhan Jangan biarkan aku Tuhan Itulah harapanku padaMu Dengan rahmatMu Tuhan harap tunaikan Tuhan harap…. Harap…. Tunaikan…
Nasehat Guru,“Ilmu ini (Hakikat) turun dengan Kasih Sayang” Posted on Maret 29, 2012 by SufiMuda
Islam adalah agama damai, sejuk, indah, memberi keselamatan kepada pemeluknya dunia dan akhirat serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Siapapun yang menyentuh Islam akan ikut bahagia lahir dan bathin. Islam adalah agama yang mengajarkan pemeluknya untuk berakhlak yang baik dan bekasih sayang antara satu dengan lain. Junjungan kita Rasulullah SAW memberikan contoh akhlak yang baik itu dan membimbing para sahabat dan ummat zaman itu untuk berakhlak yang baik, saling sayang menyayangi dan saling mencintai satu sama lain. Begitu mendalam dan berbekas pengajaran akhlak dari Nabi kepada sahabat sehingga mereka bahkan lebih mencintai saudaranya dari mencintai diri sendiri.
Bukan hanya terhadap ummat, kepada musuhpun Nabi menunjukkan kasih sayang, memberikan maaf kepada orang yang menyakiti Beliau bahkan terhadap orang yang pernah ingin membunuh Beliau. Power kasih sayang yang tulus itulah yang menyebabkan Beliau bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat Arab yang terpecah menjadi banyak kabilah dan suku.
Dalam Hadist Qudsi Allah berfirman :
“Kasih sayang-Ku pasti Ku berikan kepada mereka yang saling berkasih sayang di jalan-Ku, saling berkumpul memenuhi panggilan-Ku, saling memberi pada jalan-Ku dan saling berziarah berkunjung karena aku”. (HR. Ahmad, Hakim, Thabrani, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Mu’az).
Apabila kita ingin dicintai oleh Allah, maka tebarkanlah kasih sayang kepada semua manusia di muka bumi ini terlebih lagi kepada kekasih-Nya. Selain dari Guru Mursyid, kita tidak tahu siapa diantara manusia yang berjalan dimuka bumi ini yang dekat dengan Tuhan dan makbul doanya sehingga tidak ada salahnya kalau kita berbuat baik dan menghargai semua orang sebagai bagian dari ajaran Rasulullah SAW. Bisa jadi orang yang kita lihat secara zahir bisa-biasa saja ternyata dialah orang yang paling dekat dengan Allah.
Berbuat baik dan menebarkan kasih sayang itu ibarat menam tanaman yang baik, semakin lama akan menuai hasil yang baik pula. Sebaliknya, berbuat jahat dan kemungkaran seperti menebarkan api yang akan bisa membakar dan memusnahkan diri sendiri.
Guru saya yang mulia memberikan nasehat, “Jangan pernah kau mendokan orang dengan doa yang buruk, karena kedudukanmu akan buruk pula di mata Tuhan”. Guru sangat melarang kita untuk mendoakan orang agar kena bala atau mendapat musibah, walaupun orang tersebut telaah berbuat jahat kepada kita. “Jika ada orang yang berbuat tidak adil kepada engkau, serahkan kepada Tuhan karena Dia lebih mengetahui hal yang tidak kau ketahui”, demikian nasehat Guru kepada saya.
Cara Nabi membina ummat Beliau zaman dulu kemudian diteruskan oleh para ulama pewaris Beliau sampai sekarang, sehingga tidak mengherankan kita lihat di kalangan pengamal Tarekat terutama yang masih satu Guru, diantara sesama murid benar-benar akrab secara lahir dan bathin. Mereka saling berkasih sayang, saling menghargai satu sama lain. Kedekatan dan keakraban semasa murid Guru bahkan melebihi kedekatan dengan saudara kandung. Memang para murid secara jasmani dilahirkan dari ibu yang berbeda akan tetapi secara rohani mereka “dilahirkan” dari Guru yang sama.
Sesama murid Guru, pada hakikatnya kedudukan kita sama, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah walaupun dalam pandangan zahir terkadang dibedakan dari tahun masuk tarekat, tahun dituakan atau jumlah suluk yang pernah di ikuti. Biarlah Guru dan Allah SWT yang memberikan penilaian terhadap kedudukan kita, sementara tugas kita hanya memperkuat tali persaudaraan sehingga rahmat Allah akan selalu mengalir kepada kita semua. Begitu tingginya nilai persaudaraan dan persahabatan sehingga Allah menjadi orang ketiga diantara dua orang yang bersahabat sebagaimana Firman Allah :
“Aku adalah yang ketiga dari antara dua orang yang bersahabat selama salah seorang diantaranya tidak berkhianat. Bila salah seorang berkhianat kepada temannya, maka aku keluar diantara keduanya.” (HR. Abu Daud dan Hakim dari Abu Hurairah).
Saya mengakhiri tulisan singkat ini dengan mengutip ucapan Guru, “Ilmu ini (Hakikat) hanya bisa turun dengan Kasih Sayang dan kau pun menyampaikannya dengan kasih sayang, tanpa kasih sayang maka ilmu ini tidak akan bisa turun (tidak bisa diajarkan)”. Maknanya, ilmu-ilmu hakikat yang sangat tinggi nilainya hanya bisa turun (mengalir) dari Guru kepada para murid dan dari murid kepada orang lain harus dengan kasih sayang. Itulah sebabnya dalam terekat yang diutamakan bukan zikir atau ibadah akan tetapi Hadap (sopan santun) kepada Guru karena itu merupakan kunci turunnya seluruh ilmu dan karunia Allah SWT.
bangsa Melayu adalah teras yang utuh bagi Bani Jawi yang berketurunan terus dari nabi Ibrahim a.s.
Kisah Bani Jawi ini terdapat di dalam kitab Tafsir Ibnu Kathir dan Ibnu Athir, begini ceritanya. Anak-anak nabi Ibrahim dari Siti Qanturah/Keturah(dialek Hebrew) datang kepada bapanya Ibrahim tadi dengan perasaan sedih dan berkata "Wahai bapa kami, tidak adakah dari kalangan kami seorang Rasul pun yang diutuskan? Kalau begitu darjat kedudukan kami jauh daripada darjat bapa kami, tidaklah seperti saudara-saudara kami dari nabi Ishak yang dijanjikan kemenangan ke atas mereka dengan diutuskan ramai rasul di kalangan mereka."
Nabi Ibrahim mendiamkan diri kerana Jibril masih tidak menurunkan wahyu mengenai anak-anaknya di kalangan anak-anak Qanturah yang digelar Jawi itu. Perasaan sedih dan rendah diri anak-anak Jawi itu berlarutan begitu lama oleh kerana semua berita dari suhuf Ibrahim banyak mengisahkan tentang Ishak, Yaakub dan anak cucu mereka yang memiliki mertabat Rasul Pilihan. Begitu juga mengenai Ismail yang akan lahir dari keturunannya seorang Nabi dan Rasul Pilihan Allah, penutup segala Nabi dan Rasul yang teragung dan bangsanya yang dimuliakan.
Nabi Ibrahim sering berdoa demi mendengar pengaduan anak-anak Jawi-nya sambil diaminkan oleh mereka "Ya Tuhan kami, utuskanlah di kalangan mereka seorang Rasul yang membacakan ke atas mereka ayat-ayat Engkau dan mengajar mereka kitab dan hikmah dan menyucikan mereka, sesungguhnya Engkau Maha Mulia lagi Maha Bijaksana. Ya Tuhan kami kurniakanlah dari isteri-isteri kami dan zuriat keturunan kami seorang penyejuk mata dan jadikanlah kami pemimpin dari orang-orang yang bertakwa."
Begitulah sayu doa nabi Ibrahim a.s. sehingga Jibril datang dan memberi perkhabaran "Wahai Ibrahim, Khabarkan berita gembira ini kepada anak-anakmu dari Qanturah bahawa mereka memperolehi satu darjat di sisimu di dalam Firdaus dan perintahkan kepada mereka untuk pergi ke Timur dan sempurnakanlah agama Islam yang engkau sampaikan yang belum sempat menyempurnakannya. Mereka akan kembali di akhirat kelak cahaya mereka seperti cahaya anbiya dan rasul sedangkan mereka bukan anbiya atau pun rasul."
Perasaan gembira nabi Ibrahim jelas kelihatan dengan wajahnya yang bercahaya gilang gemilang dan memanggil semua anak-anaknya dari Siti Qanturah, Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak, Shuah, anak-anak Jokshan; Sheba dan Dedan. Kata ibrahim "Wahai anak-anakku, bergembiralah bahawa kamu semua akan memperolehi cahaya para anbiya dan para rasul dan pergilah kamu ke Timur. Aku telah meninggalkan satu kaum di sana semasa diperintahkan oleh Allah meninggalkan Hajar dan Ismail dan kemudian aku diperintahkan untuk kembali ke Plastine. Selama 9 tahun kaum itu aku seru kepada agama Allah dan belum sempat aku sempurnakannya, maka di atas bahu kamu ke serahkan tugasku ini."
Dikhabarkan bahawa nabi Ibrahim a.s. telah pergi berdakwah ke Tibet dan Burma selama 9 tahun meninggalkan anak yang masih kecil Ismail bersama ibunya Siti Hajar di suatu padang pasir yang tandus. Apabila kembali kerana diperintahkan oleh Allah baginda melihat anaknya sudah besar berumur 9 tahun dan di padang pasir yang tandus itu telah menjadi sebuah perkampungan orang-orang Jurhum dari Yaman seperti dalam kisah pengorbanan nabi ibrahim a.s. Terdapat juga air telaga dari kesan tumit kaki nabi Ismail yang dinamakan telaga Zamzam.
Kisah Bani Jawi tersebut jelas dikhabarkan di dalam Tafsir Ibnu Kathir dan Ibnu Athir. Penyempurnaan agama Allah yang dipikul oleh Bani Jawi telah mengangkat mertabat mereka ke setinggi-tinggi mertabat Rasul di syurga Firdaus walau pun mereka bukan Rasul.
Oleh itu, wahai kaumku ! sedarilah tentang asal usul keturunanmu dan bangsa tidak akan dapat dipisahkan dari umat manusia kerana Allah telah memaktubkannya di dalam Al-Quran bertujuan untuk saling mengenali tetapi yang paling mulia dari sesuatu bangsa itu ialah yang paling bertakwa.
Allah telah memaktubkan Quraish dengan kemuliaan mereka diutuskan nabi yang terunggul sekali. Agama Allah dibawa atas tiket kaum sebelumnya oleh Bani Israil sehingga memuliakan mereka dan memertabatkan mereka. Maka di atas tiket kaum Bani Jawi Allah mengangkat agama nabi Ibrahim dan memuliakan Bani Jawi.
Kini Bani Jawi perlu bangkit atas millat Ibrahim membawa agama yang satu dan janganlah berpecah-belah dalam millat Ibrahim. Agama yang diwahyukan kepada nabi Muhammad s.a.w. itu adalah agama yang telah diwasiatkan kepada Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa ialah agama yang satu atau Agama Tauhid menyeru manusia kepada keesaan Allah. Dengan itu sesuatu kaum akan dimuliakan dan dimertabatkan dengan agama ini seperti firman Allah;
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." An-Nur 55
Marilah wahai kaumku Bani Jawi ! Bangunlah dari tidur lenamu ! Jangan kamu menjejaki langkah kaum yang binasa seperti yang dinyatakan oleh Allah di dalam kitabNya lebih banyak mengenai kerosakan dan kebinasaan kaum Bani Israil. Mereka dihalau dari tanah tumpah darah mereka oleh musuh yang sangat kuat oleh kerana perbalahan yang berlaku di kalangan mereka sendiri dan mengabaikan keesaan Allah dan penyatuan ummah.
Bacalah surah Al-Baqarah kalau kamu seoarang pemimpin kerana Rasulullah s.a.w. melantik ketua orang yang memahami surah Al-Baqarah. Di dalamnya terdapat cerita kaum Bani Israil yang melakukan pelbagai kerenah terhadap rasul-rasul dan nabi-nabi mereka.
Kaum Bani Jawi juga banyak persamaan dengan kerenah Bani Israil kerana ada persamaan DNA dengan Manashe bein Joseph (dialek Hebrew), anak nabi Yusuf cucu kepada nabi Yaakub. Nabi Yaakub digelar Israil dan anak-anaknya adalah Bani Israil. Manashe cuci tangan dari perbalahan bapa-bapa saudaranya terhadap Yusuf dan berhijrah ke Timur . Terdapat satu pertembungan DNA Bani Jawi dengan Manashe ketika baginda berkahwin dengan perempuan Bani Jawi dan membina empayar yang luas sehingga diwarisi oleh cicitnya Iskandar Zulkarnain.
firman Allah yang berikut:
Dan demi sesungguhnya! Kami telah mengutus Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim dan Kami jadikan pada keturunan keduanya orang-orang yang berpangkat Nabi dan menerima Kitab-kitab agama maka sebahagian di antara mereka: Orang yang beroleh hidayat petunjuk dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasik (derhaka). Petikan dari Surah al-Hadid ayat 26.
Inilah yang kita faham: Keturunan Nuh dan Ibrahim menerima kitab-kitab!
Berikutan itu, kita mendapat tahu dari sebuah kariah gereja di Amerika-Church of the Great God berusaha menjejaki tanah yand dikenali sebagai 'Modern-day Israel'. Mereka mengusulkan bahawa:
We will find that God's plan, His purpose, is so tightly linked with Israel, so much part-and-parcel with Israel's history, that when we find Israel, we will also find God. In essence, to search for Israel is to search for God; to find Israel in history is to find God there too.
"Kita bakal mengetahui perancangan tuhan, tentang tujuanNya, sangat berkait dengan Israel, maklumat-maklumat sejarah Israel. Dan jika kita berjaya menjumpai tanah Israel yang sebenar, ertinya kita telah berjumpa tuhan. Dengan maksud lain, pencarian Israel adalah mencari tuhan dan fahami sejarah Israel bermakna berjumpa tuhan."
Bagi mereka Israel di Asia Barat itu bukanlah Israel yang sebenar. Mereka percaya bahawa akan wujud sebuah negara bangsa yang bakal memerintah dunia dengan kuasa tuhan.
By Myself I have sworn, says the Lord, because you have done this thing, and have not withheld your son, your only son, in blessing I will bless you, and in multiplying I will multiply your descendants as the stars of the heaven and as the sand which is on the seashore; and your descendants shall possess the gate of their enemies. In your seed all the nations of the earth shall be blessed, because you have obeyed My voice.Petikan Genesis 22:16-18.
I am God Almighty. Be fruitful and multiply; a nation and a company of nations shall proceed from you, and kings shall come from your body. The land which I gave Abraham and Isaac I give to you; and to your descendants after you I give this land. Petikan Genesis 35:11-12.
Mereka membuat kesimpulan tentang ciri-ciri 'Modern-day Israel' seperti berikut:
a) Nation as well as in a multitude of other nations. Sebuah negara berbilang bangsa. (Rakyat Malaysia?)
b) The vast masses of Israelites in these nations will enjoy plenty of land and prosperity. Puak-puak Israel di dalam negara ini memiliki tanah-tanah dan kemakmuran. (Perkara 153, hak-hak istimewa Melayu, tanah rizab Melayu?)
c) They will also come to occupy the gates of their enemies. Mereka bakal menguasai kawasan strategik ketenteraan. (Selat Melaka, Singapura, Spratly, Sulu, yakni pintu timur dan barat?)
d) Kings will descend from the patriarchs. These peoples will become a blessing to all the nations of the planet. Raja-rajanya dari keturunan ini. Mereka akan membuat kebaikan kepada semua bangsa di dunia. (Raja-raja Melayu yang masih berdaulat, Wasiat Raja-Raja Melayu